Ayolah! Aku sudah bahagia dengan duniaku, seharusnya kamupun demikian setelah berhasil membuangku. Jangan memperlihatkan sisi lemahmu di depanku seolah itu bisa membuat aku bersimpati. Apa kamu lupa? Dulu kamu gigih sekali memperjuangkan kepergianku. Bahkan beberapa kali aku coba menahan, kamu selalu punya alasan untuk tetap pergi.
Aku bukan benci padamu. Aku juga tidak ingin menyimpan dendam. Aku hanya ingin membuktikan pada diriku sendiri bahwa aku bisa lebih baik dari orang yang kamu pilih demi meninggalkanku. Bukankah harusnya saat ini kamu juga membuktikan padaku bahwa kamu sudah bahagia dengannya?
Tidak. Kamu tidak selemah itu. Ayolah! Aku mengenalmu. Apakah harimu sedang kacau? Atau dalam hubunganmu sedang terjadi prahara? Masalah ada untuk dihadapi, bukannya ditinggal lari. Kekurangan ada untuk dilengkapi. Maka jika harimu sedang kacau, kamu hanya perlu mengajak dirimu sendiri berbicara, tentang apa alasan pertama kali kamu memilihnya.
Manusia tidak pernah sempurna, terkadang khilaf dan salah paham. Tapi setiap kekhilafan dan kesalahpahaman ada itu untuk menguji seberapa kuat hatimu. Jangan jadi pengecut, dengan lari ke lain hati untuk mencari pelampiasan. Toh, dulu kamu pernah bilang dia lebih bisa membahagiakanmu. Semoga saja itu benar dan jangan tunjukkan sisi lemahmu lagi dihadapanku, karena aku tidak ingin melihatnya lagi.
Good job bambaaannkkš¤£
BalasHapusGood job bambaaannkkš¤£
BalasHapus