Senja tiba terlambat. Tenggelam, sangat pelan seperti melepas pergi dengan enggan. Lagi, dan aku jadi kembali mengingatmu lagi. Pesan singkatku diponselmu mungkin mulai terasa basi. Dengan berharap belas pesanku kamu balas. Walaupun sebenarnya tidak juga tidak apa-apa asal kamu baca isinya walau hanya sekilas.
Sejujurnya aku merindukanmu yang dulu. Kamu yang memeluk hangat segenap pengharapanku. Kamu yang membuatku selalu punya alasan baru untuk tertawa setiap hari. Namun rasanya seperti aku sudah kehilanganmu meski belum benar-benar pergi. Aku hanya merasa kamu sedang menyusun rencana soal bagaimana baiknya melepas aku.
Semoga saja aku salah. Tidak. Mungkin kamu hanya sedang mendinginkan kepala, atau ada sesuatu yang memang ingin kamu peluk sendiri tanpa ingin aku tau. Tentu saja aku harus menunggu. Sampai isi kepalamu kosong. Sampai kamu sudah benar-benar siap untuk bercerita. Saat itu tiba aku pastikan telingaku hanya untuk mendengar ceritamu.
Jika mulutku berkata: kamu berubah, yakinlah itu bukan aku. Karena jika itu aku, maka yang aku yakini hanyalah kamu sedang berusaha berpindah dari dirimu yang saat ini menuju dirimu yang lebih baik keesokan hari. Aku akan tetap menemanimu meski dalam keadaan tidak ada sepucuk kalimat balasan.
Tidak apa-apa tanyaku basi. Atau biar kabarmu tetap menjadi misteri. Aku semogakan semua yang menjadi cita-citamu. Teruslah berproses menjadi yang terbaik versimu. Aku bersedia menunggu.
Tapi kamu juga harus tau, aku juga ada lelahnya. Aku sudah lelah menerka-nerka, aku seolah dipaksa berlari mengejar diriku sendiri. Aku yang melempar ekspektasi, aku sendiri yang tertampar realita.
Sesulit itukah menemukan cara membuangku dengan baik? Atau jangan-jangan memang begitulah seharusnya kita. Sampai kapanpun kamu memang tidak akan pernah menemukan caranya, sebab kamu tidak benar-benar mencari, kamu hanya sedang mencari-cari. Sejatinya tidak ada perpisahan yang baik. Meski pada akhirnya berpisah adalah yang terbaik untuk kita.
Selamat!
Kamu layak merayakannya, hari yang sudah tidak ada aku lagi itu.
0 komentar:
Posting Komentar