Danang Putra Arifka's

Blog

Lelaki Yang Membawamu Pergi

Leave a Comment


Dia adalah lelaki kedua yang kamu ceritakan kepadaku setelah ayahmu. Seperti kepada ayahmu, kamu juga pernah jatuh hati padanya.  Katamu, dia baik, dia sopan. Itu dulu. Sekarang tidak tau dia dimana. Oleh sebab aku menyayangimu, aku mendengarkan ceritamu sampai seusainya.

Menurutku kamu perempuan baik, tidak tau bagaimana menurut orang lain. Kamu pintar menyelipkan kode dibalik hikayat-hikayat yang mengalun. Aku yang tidak siap memecahkan, memilih untuk lebih baik kamu  berterus terang memintaku saja daripada aku tidak karuan menafsirkan teka-teki.

Bagaimana cara dia mengucapkan selamat pagi padamu? Apakah cukup mengirim pesan singkat atau datang membawa bunga?

Apa yang akan dia lakukan saat melihatmu gundah? Apakah cukup dengan membacakanmu dongeng sebelum tidur atau mengajakmu jalan-jalan dan makan diluar?

Seperti apa ekspresi wajahnya saat bertemu ibumu? Apakah wajahnya jadi memerah atau justru dengan percaya diri dia menghampiri ibumu untuk cipika-cipiki?

Aku seperti sedang berada disebuah ruang ujian yang gaduh, dimana semua soal yang ada adalah titik-titik tanpa tanda tanya. Tanpa deskripsi dan aba-aba, aku harus mengisi titik-titik itu dengan imajiku sendiri.

Dan, akhirnya aku memutuskan untuk berubah, demi menjadi yang kamu mau. Meski sebenarnya bukan itu yang aku mau, namun asal bisa membuat kamu senang, aku relakan.

Selang beberapa minggu kemudian, dia yang telah lama menghilang itu pada akhirnya datang kembali ke kehidupanmu. Aku benci karena tidak bisa menghentikan itu. Ku kira itu hanya sebuah kehadiran yang bukan membawa kepergian. Namun, yang jelas setelah kejadian itu kamu justru memudar, menghilang tanpa kabar.

Yang aku tidak habis pikir adalah, semudah itu kepergian memporak-porandakan keyakinanku yang tadinya aku kira sekuat batu. Seseorang yang membimbingku untuk mengisi titik-titik itu kini telah menjerumuskanku ke dalam jurang tanpa dasar.

Aku tidak menyesal, untuk sebuah cerita yang apa mau dikata sudah terlanjur. Hanya saja jika kamu bisa mendengar, aku mau bilang "Terimakasih, untuk luka dan semuanya".

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar