Danang Putra Arifka's

Blog

Over Narsis

Leave a Comment


Belakangan aku jarang nulis, barangkali itu yang menyebabkan belum ada postingan baru di Blogku sejak yang terakhir, 1 bulan lalu.


Sebenarnya masih nulis sih, tapi bukan nulis yang panjang seperti biasanya, nulisnya pendek-pendek, paling juga cuma cukup untuk buat story di WA yang notabene cuma bisa dilihat dan dibaca sama orang-orang tertentu saja.


Kalau aku nulis "DANANG ITU GANTENG" terus aku posting di Blog kan kayaknya terlalu pendek ya? Selain terlalu pendek, Over-Narsis juga sih kayaknya. Wkwkwk Tidak ngerti pendahuluannya apa, rumusan masalahnya apa aja, maksud dan tujuannya bagaimana, ladalah tiba-tiba bilang 'DANANG ITU GANTENG'. Kan ngaco! Selain ngaco, Over-kepedean juga sih kayaknya wkwkwk. Eh, kok Callback?


Ya, meskipun tidak salah juga yang begitu itu. Cumaaaa, aku belum siap mental aja kalau-kalau ada yang bilang "Situ punya kaca nggak sih di rumah?" Sumpah aku orangnya insekyur-an, pemalu, pengasih, penyayang, pemabuk, pelakor. Eh, yang terakhir dua itu nggak termasuk, ding.


Jadi gini, akhir-akhir ini aku sibuuuuuk banget, super sibuk malahan. Kata-kataku lebay ya? Nulis sibuk aja 'u'-nya ugal-ugalan, panjang banget. Tapi gapapa sih, jadi lebay nggak setiap hari juga. Lagian setiap dari kita juga pernah jadi alay lebay-lebay gitu, kan. Cuma bedanya, barangkali kamu sekarang sudah nggak, sedang aku alay-nya masih terbawa sampai sekarang wkwkwk


Oiya, menyoal aku yang super sibuk tadi. Sebentar... Biar aku menghela nafas dulu sebelum bercerita.


"Huftt....."


Apa itu "Huft..?" Nggak jelas banget! Menghela nafas itu "Hhhh...." Gitu lho....


Oke. "Hhhh....."


Nah, gitu. Oke, sip.



Aneh nggak sih bicara sama diri sendiri? Wkwkwk



Belakangan ini tuh aku ibarat kayak pemain sinetron banget, yang kebetulan lagi memerankan banyak karakter dalam satu timeline


Gimana tuh penjelasannya? 


Yaaaaa, pindah-pindah gitu karakterku.

Kalau pagi: sebagai ayah yang bermain dengan anaknya.


Siangnya: jadi kang konter yang setia, merangkap juga jadi kang servis hp.


Kalau malem: jadi kang konter kreator. Konten!!! Iya, iya. Konter kreator. Eh konten kreator. Bikin konten youtube-youtube gitu, di Channelnya orang sih, bukan Channelku sendiri. Jadi ceritanya nguli. Hehe


Kontennya tentang seputar game Bus Simulator Indonesia, yang intinya game nyupir-nyupir bus dan truck yang biasanya nggak sengaja kalian lihat di timeline facebook kalian itu lah. Cuma kontenku lebih ke arah review Mod dan Liverynya. Percuma dijelasin panjang-panjang, kamu nggak bakal ngerti juga.


Neeext...


Setelah bikin konten, jam 2 dini hari baru tidur. Paginya, setelah bangun dari tidur, balik lagi jadi ayah, gitu aja pokoknya muter terus kayak angka 8.


Sebuah repetisi yang kalau dibayangkan sangat membosankan, bukan? Tapi jujur saja, ini sungguh menyenangkan, bukan membosankan persis seperti apa yang kalian bayangkan. Meskipun setiap harinya begitu-begitu saja, anehnya ada saja hal-hal amazing pada setiap inci waktuku yang alhamdulillah sukses membuat hari-hariku gagal boring. Entah hal amazing itu datang dari orang, atau kejadian-kejadian aneh, kebetulan-kebetulan yang tidak direncanakan, atau bahkan dari situasi yang tidak terduga sekalipun. Ajaibnya itu benar-benar terjadi di sekelilingku.


Hhh. Kamu mengerti maksudku kan?


Kalau belum mengerti juga, akan aku jelaskan.


Pernah atau tidak, kalian pasti pernah membaca.......


Jangan ambigu dong kata-katanyaaa..


Oke. Kalian pasti pernah baca kata-kata gini dari seseorang "Jangan jadi tua yang menyebalkan", pernah kan? Siapa sih pencetus kata-kata itu? Sotoy banget hidupnya. Orang kan beda-beda, ya kan. Nggak bisa dipukul sama rata, ringan sama dijinjing.


"Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing" Itu yang bener anj****ng... 


Yaaa selo dong, kan ceritanya komedi pak, dipas-pasin ajalah, ya. Jangan serius-serius. Maksudnya gini;


Tua, itu kan soal kepastian (takdir).

Tapi kalau menyebalkan atau tidaknya kan soal sudut pandang.


Itu sama kayak ada orang bilang, "Wah, jaman udah berubah ya, Jakarta udah nggak kayak dulu lagi".


Jakartanya tetep, yang menjadikan Jakarta (kelihatan) berubah ya paradigma kita, pola pikir kita, sudut pandang kita. Jakarta dari dulu sampai sekarang ya tetep jakarta. Gitu analoginya.


Jadi intinya, sehepi-hepinya kita menjalani hidup pada akhirnya usia kita akan bertambah juga, menjadi semakin tua. Seiringan dengan itu, pola pikir dan sudut pandang kita juga berubah, entah ke arah mana, yang pasti berubah. Tapi kalau soal menyebalkan saya kira, NO besar. Karena bahagia orang beda-beda dan kita juga tidak bisa mendikte kebahagiaan seseorang.


Malah dari hal itu aku justru bertinyi-tinyi, jangan-jangan yang sering bilang "Jangan jadi tua yang menyebalkan!" Itu jam tangannya mati karena kehabisan baterai. Kehabisan baterainya waktu dia masih muda, waktu masih bisa hepi-hepi, yang kemudian lambat laun waktu menjadikannya tua dan tanpa sadar ia masih mengenakan jam tangan itu, kalau ditanya "Jam tangan mati kok dipakai?", Jawabnya "Supaya kelihatan keren!"


Secara, orang lain tidak tau jamnya berhenti berdenting, padahal memang sudah sejak lama ia terjebak di kubangan masa lalunya yang penuh hepi-hepi. Baginya, yang terpenting adalah orang lain tidak tau kalau jamnya sudah lama mati.


Postingan apa sih ini? Nggak ada puitis-puitisnya. Udah nggak posting sebulan, sekalinya posting, ngaco! Blog apa sih ini? Nggak jelas banget!


Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar