Danang Putra Arifka's

Blog

Berubah

Leave a Comment


Sayang, siapa yang mengajarimu: jika lelah lebih baik menyerah? Itu bukan kamu yang aku kenal, karena kamu yang aku tau bukan yang seperti itu, melainkan (kamu) yang mau menguasai amarah. Jika memang kamu lelah, bersandarlah! Dada sekaligus dekapku masih mampu menjadi wadah seperti kemarin dan yang sudah-sudah. Jangan malah pergi berbalik arah seolah sejarah memang harus diubah.


Aku tahu, dan kamu juga: hubungan kita sedang tidak baik-baik saja. Aku masih denganmu, namun rasanya hampa. Aku masih memilikimu, namun kamu malah tidak yakin hatimu untuk siapa. Aku hanya ingin semuanya kembali baik selagi masih bisa dibicarakan baik-baik. Bukan kamu yang malah memilih pergi tanpa berbisik seolah seperti sengaja meninggalkan titik-titik.


Sayang, bangunlah! Aku tau kamu hanya sedang terjebak dalam sebuah mimpi. Sebuah mimpi yang menurutmu dunia ini akan jadi lebih indah jika aku tidak ada di hidupmu. Melainkan posisiku diisi oleh seseorang yang kamu inginkan saat ini. Bukan pelukku lagi yang kamu yakini mampu meredakan sebentuk gelisah di jiwamu, melainkan dia dengan segala keegoisanmu memang supaya dia-lah pemenang hatimu.


Kamu harus tau, setidaknya sebelum kamu memutuskan untuk memberi jarak untuk kita, bahwa:


Aku punya cinta

Yang tak perlu kau pinta

Ia memberimu segalanya


Aku punya rindu

Yang tak perlu kau tunggu

Ia berpacu dengan waktu


Aku punya rasa

Yang tak perlu kau raba

Ia bersemayam di jiwamu selamanya


Sayang, pada akhirnya kamu hanya akan berputar-putar dan lelah tidak menemukan apa-apa selain memang hanya aku-lah yang paling layak berada di sampingmu. Aku bukannya membela diri, hanya saja untuk agar kamu mengerti bahwa nanti kamu baru akan tau bagaimana rasanya setelah sudah benar-benar kehilanganku.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar