Danang Putra Arifka's

Blog

Cerita Yang Tidak Pernah Kamu Baca

1 comment

Menjelajah sore naik motor, mendengar lagu di earphone, naik sepeda siang-siang, menulis di buku catatan, membuka album lama, semua hal-hal kecil itu, justru kini jadi jadwal kapan aku harus mengingatmu. Betapa keanehan ini membuatku repot sendiri. Sesuatu yang seharusnya bisa aku simpan sendiri untuk aku syukuri sebagai sebuah nikmat, nyatanya malah menjadi potensi terbesar untuk menjadikan hatiku kembali patah setiap saat. Tapi terlepas dari itu, kamu memang pantas untuk aku ingat.


Apakah selama bersemayam di dalam semesta ingatku, kamu bahagia? Sudah cukup baikkah caraku merawatmu di kepalaku? Jika tidak keberatan kamu boleh tinggal di situ selamanya. Aku akan bangga menyimpanmu sebagai satu-satunya piala.


Tapi, jika aku boleh jujur, meskipun aku bahagia memilikimu dalam diriku, sisi lain dari hatiku berdarah-darah, sebagian diriku yang lain ingin kamu enyah.


Aku sering disodori pertanyaan-pertanyaan yang nihil kutemukan jawabannya.


Kenapa di saat kita sudah memilih untuk sendiri-sendiri namun aku serasa masih diikuti? Bukankah kenangan harusnya ikut melebur bersama perasaan yang telah gugur terkubur?


Dunia tercipta tersusun dari gugusan-gugusan kecil yang saling mengisi dan menyempurnakan. Asal-usul suatu yang ada membawa alasan sesuatu yang lain untuk ada. Begitu juga aku dan kamu, jika bukan aku orangnya yang menjadi alasanmu ada, maka ada orang lain yang memang terlahir segugus dengan alasan terciptanya dirimu.


Kamu akan selalu harum dalam ingatan, terima kasih sudah memberiku kenangan manis. Setidaknya aku jadi mengerti bahwa masa kemarinku tidaklah sia-sia. Meski begitu, ada hari esok yang menunggu untuk aku isi dengan bahagia. Doakan aku semoga bisa membuatnya lebih indah. Semoga senantiasa kepadamu pula hal-hal baik dilimpahkan.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

1 komentar: