Sabtu, 28 Januari 2017. halo, halo, duniaku. harap dijawab. |
Sebenarnya pernahkah sedetik aku terlintas di pikiranmu? Sekedar hadir sebagai pengganggu mungkin. Aku tidak pernah berfikir akan ada masanya dimana aku harus berperan sebagai kerikil kecil di dalam ruang hampa udara di dalam bola yang aku ibaratkan itu cintamu. Lalu kamu menendang keras-keras bola itu sehingga aku perlahan remuk di dalamnya.
Aku sering menyebutmu di balik tirai senja, kemarin, pagi ini, dan bahkan mungkin hingga esok ketika aku sudah lupa kapan desir waktu itu berjalan dari sejak pertama kali aku memikirkanmu. Kamu adalah satu raga ribuan imajinasi. Seutas senyum jutaan arti.
Bolehkah jika kutulis untukmu lagi? Tentang kisah-kisah kita lagi, yang di dulu kamu selalu untukku. Bukan hanya tangan, pundak dan dekap. Tapi jiwa, raga dan segalanya kamu atasnamakan aku. Bolehkah, aku ucapkan lagi, jika aku tulis tentang-tentang kita lagi? Untuk yang kesekian kalinya aku dirindukan Tuhan padamu. Oleh sebab perjalanan kita yang belum sempat kita akhiri dengan tawa, oleh karena cerita kita yang belum sampai halaman terakhir tetapi sudah berhenti begitu saja karena kamu tumpulkan penaku yang masih ingin menari-nari.
Masih ingatkah kamu, ketika kita bercanda sampai menangis karena tawa? Atau masih tertawakah kamu ketika ingat saat-saat kita menangis dalam canda? Mungkin kamu masih mengingat ketika aku bertanya tentang lelaki dimasalalu yang telah lama meninggalkanmu itu?
Waktu begitu cepat berlalu, begitu tak terasanya sudah bergudang-gudang rindu bersemayam di dadaku. Sendiri ternyata tidak enak, sepi, biasanya di waktu ini aku merindu. Tapi entah mengapa seolah saat-saat seperti ini yang aku benci. Saat dimana tidak ada kamu, saat-saat tidak ada peluk lagi untukku.
Aku tidak tau ini jam berapa di Paris, tapi di tempatku ini pagi pukul 08.41 28 Januari yang sedang hujan-hujannya. Aku putar player musikku, KAU oleh Niki Astria.
“Halo, halo duniaku, harap dijawab! Apa masih ada kemungkinan aku bertemu dengannya lagi? Kalo masih ada, halo, halo duniaku. Pertemukan kami segera! Karena semuanya sudah mulai terasa berat tanpa ia disisi.”
0 komentar:
Posting Komentar