Danang Putra Arifka's

Blog

Akhirnya Waktu Itu Datang Juga

Leave a Comment
Di hari saat kau datang, adalah hari yang sudah lama ku tunggu-tunggu. Aku menemukanmu. Tuhan mempertemukan kita. Hari dimana akhirnya aku menemukan alasan lagi untuk membeli buku baru dan mulai menulis tentangmu.

Kau datang membawa senyum alam semesta, tidak hanya aku, hari pun jadi cerah. Matahari terlihat lebih terang dari biasanya. Awan bergumpal-gumpal berlarian tidak bisa move on setelah melihat kau tersenyum. Hari ini luar biasa. Hari dimana akhirnya aku dipertemukan dengan orang yang tepat.

Kau datang dengan hati, membawaku sampai bermimpi-mimpi. Hari-hariku dipenuhi tawa, saat kau ucapkan janji agung itu, cepat atau mungkin butuh waktu lama, kita akan bersatu. Aku menyayangimu dan segala tentangmu. Aku jatuh cinta pada caramu mencintai dirimu sendiri. Caramu berpakaian, caramu bersikap, caramu merayuku. Aku suka.

Kau datang membawa rasa baru. Hidupku berubah total sejak saat itu, kau biarkan aku melambung dengan angan-angan tentang kebersamaan. Kau biarkan aku menikmati saat-saat indah bersamamu. Dikepalaku, ragamu adalah lambang harapan tentang berjuta senyuman. Aku menyukaimu. Tidak ada kata lain lagi selain itu.



Akhirnya waktu itu datang juga.

Di hari saat kau menghilang, adalah hari yang selamanya tidak ingin aku kenang. Kau meninggalkanku. Tuhan memisahkan kita. Hari dimana akhirnya aku tidak menemukan alasan lagi untuk terus menulis tentangmu.

Kau pergi membawa duka alam semesta, tidak hanya aku, haripun jadi muram. Matahari tidak pernah terlihat lagi. Awan mendung bergumpal-gumpal berlarian tidak habis-habisnya menangisimu. Hari ini kacau sekali. Hari dimana akhirnya aku dipertemukan dengan kalender panjang bernama kerinduan.

Kau pergi dengan hati yang baru, membawaku sampai bermimpi-mimpi. Hari-hariku dipenuhi kesuraman, saat kau ucapkan kata-kata perpisahan, cepat atau mungkin butuh waktu lama, kita akan saling melupakan. Aku jadi benci dengan segala sesuatu tentangmu. Aku benci pada caramu mencintai dirinya, Caramu berpakaian, caramu bersikap, caramu merayunya. Aku benci itu.

Kau pergi dengan membawa rasa yang dulu. Hidupku berubah total sejak saat itu, kau biarkan aku jatuh dengan angan-angan kekosongan. Kau biarkan aku mengusap air mataku sendiri mengingat saat-saat indah bersamamu. Dikepalaku, ragamu adalah lambang penyesalan dengan berjuta kebencian. Aku membencimu. Tidak ada kata lain lagi selain itu.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar