Danang Putra Arifka's

Blog

Suatu Hari Yang Tidak Akan Pernah Datang

Leave a Comment

Aku masih mendengarmu, sekalipun kita tidak sedang saling bicara. Aku masih melihatmu jikapun berjauh-jauh kilonya ragamu berjarak dariku. Hujan bukan soal air yang jatuh, melainkan ketabahan hati dalam ketetapan tak ingin runtuh. Tawa bukan pekak suara keras yang berasal dari jiwa, melainkan gelak yang menjadi jeda di antara luka dan kecewa.

Sesungguhnya pergimu tak selalu bermakna hilang, kenyataan yang ada, terkadang kau masih suka datang. Meski bukan ragamu yang membayar lunas rindu, aku percaya, kemanapun aku, selangkah kakiku, selalu menuju kepadamu.

Aku mungkin ditulis Tuhan bukan menjadi pelengkap cerita terindah dalam lembaran kisahmu. Tetapi bukan berarti Tuhan menulisku dengan tanpa alasan. Aku tau! Jika kisah kita di ibaratkan soal ujian, aku adalah pilihan ganda, dimana kau bebas memilih satu di antara jawaban yang ada. Dan pilihanmu, jatuh kepada selain aku.

Aku tidak marah, aku tidak kehilanganmu. Aku hanya kehilangan hari-hariku. Hari-hari halu dengan isi kepalaku, nyatanya itu jadi suatu hari yang tidak akan pernah datang.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar