Danang Putra Arifka's

Blog

Sejak Kapan Suka Chelsea FC

Leave a Comment


Kapan mulai suka Chelsea? Tidak. Aku tidak akan akan menjawabnya dengan jawaban yang puitis, seperti ; sejak aku terlahir ke dunia. Jawaban macam apa itu? Norak. Lebay. Tidak. Tidak. Aku mulai suka Chelsea waktu umurku masih 13. Kamu tau kan kita sedang ngomongin bola? Bukan Chelsea Islan!


Tidak muluk-muluk, pada awalnya aku kenal Chelsea dari Winning Eleven waktu rental PS 2. Bukan Drogba, bukan Makelele apalagi Michael Ballack. Aku mengidolakan Frank Lampard waktu itu (selain juga John Terry). Menurutku ia adalah pemain yang memiliki paket lengkap sebagai seorang gelandang pengatur serangan. Ia punya passing matang, kontrol mumpuni, visi bermain menyerang dan bertahan yang balance, dan satu lagi, last not but least, dia punya tendangan kaki kanan yang tidak hanya keras tapi juga mematikan.


Dari situ aku kalau ke warnet suka nonton highlight pertandingan yang dilakoni Chelsea, atau terkadang melihat aksi-aksi Frank Lampard di youtube. Waktu itu smartphone belum ada, atau lebih tepatnya sudah ada tapi belum seramai sekarang. Hp ku saja waktu itu masih Symbian Nokia E63. Ada juga sih youtube, tapi kuota jaman dulu mahal. Kalaupun ada gretongan alias gratisan itu pasti hanya untuk download-download lagu. Ah, masa itu. Njir malah nostalgia. Opera Handler, ngoprek Proxy, IP Finder, cari bug di grup facebook lewat 0.facebook gara-gara kuota habis. wkwkwk baheulak sekali.


Puncaknya aku suka Chelsea itu waktu musim 2009-2010. Chelsea yang ditangani pelatih handal sekaliber Don Carletto -sapaan akrab Carlo Ancelloti- Chelsea menjadi tim yang amat garang. Hal itu dibuktikan dengan dibawa pulangnya dua tropi paling bergengsi di ranah inggris, yakni piala EPL dan juga piala FA Cup.


Itu adalah masa-masa yang tidak bisa aku lupakan. Bagaimana tidak? aku hanya bisa mengikuti perkembangan tim kesayanganku itu melalui koran yang di pampang di halaman pesantren. Iya, di tahun itu aku mondok di pesantren. Paling banter ya lihat highlightnya pas hari sabtu pagi atau minggu pagi sebelum sekolah, itupun harus ke warung dulu sekalian sarapan. Duet Drogba-Anelka lagi gacor-gacornya waktu itu. Aku masih ingat, laga terakhir di liga inggris musim itu Chelsea lawan West Brom, dibantai 8-0 dong si West Brom. Nangis nggak tuh? Nggak kayaknya.


Waktu berjalan cepat, Ancelloti keluar, kemudian ada Guus Hiddink yang jenius, sempat ditangani Luis Felipe Scolari, tapi sayang waktu dia jadi pelatih Chelsea malah terpuruk. 2008 pernah ada Avram Grant yang bawa Chelsea ke final liga Champion, sayang waktu tendangan pinalti penentu kemenangan Terry malah kepleset. Ada Andre Villas-Boas yang di juluki The Next Jose Mourinho, tapi malah melempem.


Baru ditahun 2012, keajaiban itu datang, tidak disangka-sangka. Chelsea keluar sebagai kampiun liga Champion justru saat di asuh pelatih carteker yang tidak lain tidak bukan adalah Roberto di Matteo yang menggantikan posisi Andre Villas-Boas.


Dari 2005-2006 sebenarnya aku sudah mengikuti kiprah Chelsea di EPL saat masih di asuh Jose Mourinho kloter pertama, tapi waktu itu aku belum begitu suka Chelsea, baru suka Frank Lampard-nya saja. Kalau di Winning Eleven 2007 itu yang aku suka ada Andriy Shevchenko. Larinya kenceng hehe.


Pemain Chelsea yang aku suka diantaranya Lampard tentu saja, Terry terlepas dari kasus skandalnya dengan istri Bridge teman satu team di Chelsea kala itu (penggemar Chelsea pasti tau), Michael Ballack, Andriy Shevchenko, Drogba, Essien yang sempat juga merasakan kerasnya Liga Indonesia bersama Persib Bandung, Nicholas Anelka yang punya selebrasi kupu-kupu, Petr Cech kiper cerdas (ku pikir dia ini kiper terbaik yang pernah dipunyai Chelsea sepanjang masa), Florent Malouda, Claude Makelele, Ashley Cole dan Joe Cole yang kecil tapi lincah.


Menurutku pelatih paling sukses yang pernah menangani Chelsea cuma Carlo Ancelloti sama Jose Mourinho. Yang lainnya cuma menyentuh kemungkinan-kemungkinan *Busseett* Seperti, Avram Grant yang hampir saja membawa Chelsea juara eropa, Guus Hiddink yang meskipun bagus tapi di jamannya Chelsea nggak hoki gara-gara wasit (masih ingat Chelsea vs Barcelona leg 1 = 0-0, leg 2 = 1-1. Iya, pertandingan yang penuh kontroversi itu), nah itu era-nya Guus Hiddink. Rafa Benitez pernah membawa Chelsea juara Europa League, tapi sayangnya di liga hancur. Terus di Matteo yang bagusnya cuma semusim, setelah itu Chelsea seperti kehilangan ritme.


Oh, aku melupakan Antonio Conte, maaf pak Conte, aku lupa. Hehe. Di masa Conte ini Chelsea berhasil menjuarai Piala Premier League. Disaat Mou ngelatih MU, Guardiola ke Manchester City, Jurgen Klopp di Anfield dengan Liverpool. Tapi Conte dengan Chelseanya lah yang berhasil keluar sebagai juara. Tapi sayang di musim kedua gagal karena adanya konflik di ruang ganti. Arrghh. Klise.


Tidak ketinggalan pula, Maurizio Sarri. Yang aku ingat dari orang ini cuma Chelsea pernah dibawanya juara di Europa League dan finish nomor 3 di klasemen akhir liga. Mayan lah. Meski begitu tetap dia di pecat dan digantikan oleh The one and only, Super Franky. Frank Lampard.


Nahas, saat dilatihnya Chelsea dalam kondisi hancur. Ditinggal sang bintang Eden Hazard hengkang ke Madrid belum lagi menyusul hukuman dari FIFA yang melarang Chelsea belanja pemain selama 1 musim. Hal ini menyebabkan Lampard harus putar otak berkali-kali. Sebab dengan skuad yang ada sangat berat sekali mengarungi Premier League yang dipenuhi dengan dream team dengan segudang pemain bintang macam City. Tapi pada akhirnya aku bangga, Lampard menjawab tanggung jawab itu dengan finish di urutan ke 4 Klasemen di bawah Liverpool, City dan MU. Hormat untuk Frank Lampard sang jenderal pemegang rekor gol terbanyak sepanjang masa Chelsea.


Di musim terbaru ini, 2020-2021 Chelsea terbilang menjadi klub paling boros belanja pemain. Setelah puasa 1 musim penuh tidak melakukan aktifitas dibursa transfer, Chelsea seperti tim yang dahaga parah. Alhasil, musim ini Chelsea mendatangkan bintang-bintang macam : Hakim Ziyech dari Ajax, Timo Werner dari RB Leipzig, Kai Havertz dari Leverkusen dan terakhir Thiago Silva dari PSG. Tidak muluk-muluk harapanku, Chelsea finish nomor 2 di klasemen akhir musim menurutku sudah bagus. Semoga Lampard bisa mengemban tugas membawa Chelsea juara. Aku akan selalu ada dibelakangnya, saat menang atau kalah. Hidup Chelsea! KTBFFH!

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar