Selamat Hari Ayah! Terimakasih ayah, sudah menjadi ayahku. Terimakasih sudah menjadi ayah terbaik bagiku, aku bersyukur sebab dianugerahi ayah yang tepat. Terimakasih sudah mendiamkan kenakalanku selama ini. Ayah tidak pernah memukulku barang sekalipun dalam seumur hidupnya. Meskipun terkadang aku lalai, bebal, susah dibilangin, ayah tidak pernah marah.
Maaf Ayah, jika pernah tersirat dibatinmu pernah ingin punya anak yang kelak akan menjadi guru, aku tidak bisa mengabulkan cita-cita mulia itu. Aku terlalu didikte isi kepalaku sendiri. Aku egois, dengan selalu harus menuruti mauku sendiri. Sampai saat inipun aku belum sadar, yang ku kejar ini potensi, intuisi atau hanya halusinasi?
Ayah, aku tidak merokok. Aku tidak minum miras. Aku tidak pernah punya catatan kriminal mencederai atau melukai orang lain. Aku suka bekerja, terlebih pekerjaan yang aku sukai. Aku punya banyak teman baik. Aku pintar bernyanyi. Kalau aku menjadi orang tua dan mempunyai anak yang seperti itu, aku pasti bangga. Ayah, juga, kan?
Namun ayah, pada akhirnya memang aku harus menyimpannya sendiri, sekotak kegagalan-kegagalanku, dari berbagai jatuh dan letihnya patah hatiku. Aku tidak menceritakannya pada Ayah. Karena aku ingin sekuat Ayah. Aku tidak tau, tapi hanya menebak-nebak. Sudah berapa banyak luka yang Ayah tutup-tutupi sendiri? Sudah berapa lembar cerita gagal yang Ayah sobek sendiri lalu membuangnya untuk cukup Ayah sendiri yang tau? Aku juga ingin seperti itu. Tumbuh sekuat dirimu.
Di tahun ini umurku sudah 26 th, dulu Ayah menikah tahun 1992 di usia 23 th, kemudian aku lahir tahun 1994 disaat umur Ayah 25 th, yang itu berarti hari ini umur Ayah adalah 51 Tahun. Di umur itu, Ayah sudah memberi segalanya kepadaku, tidak ada yang kurang sedikitpun dari diriku yang bersumber dari Ayah, bahkan beberapa kebaikan itu ada yang datang dari tangan orang lain, berkat Ayah.
Selamat Hari Ayah, Ayahku.
Kelak, aku akan tau, luka apa saja yang pernah disembunyikan sendiri oleh Ayah. Tapi itu nanti. Masih lama sekali. Tanggal 22 November nanti cucu Ayah, Si Damar, genap berumur 3 bulan. Dia lucu sekali, bibir atasnya mirip punya Ayah.
Oiya, Ayah berdo'alah juga untukku. Semoga kelak bisa menjadi Ayah, yang lebih baik dari Ayah.
Salam rindu dari jarak terjauh,
anakmu.
0 komentar:
Posting Komentar