Musabab perpisahan kita, ku kira masih samar-samar. Yang berhasil aku ingat waktu itu kita hanya saling pergi, seperti saling menghapus nama masing-masing di buku absen, seolah menjauh dari satu tempat ke tempat lain yang tidak terjangkau. Mungkin sampai hari ini pun kita masih berjalan dengan isi kepala yang sama, setidaknya aku, masih mencari-cari jawaban di balik tanda tanya besar yang menggantung di kepala kita bagai jangkar kapal pesiar.
Di jalan kita sering menemukan kebahagiaan yang tidak bisa dijelaskan, seperti menemukan perpustakaan buku yang besar dan megah, menjumpai gedung perkantoran dan apartemen modern yang tinggi berjejeran dengan jalan raya sebagai sekatnya, menjumpai toko-toko kecil yang menjual pernak-pernik rumah sampai asbak bali atau juga menemukan hal keren lain yang bisa membuat kita segera kagum. Seperti juga yang aku temukan tadi di perjalanan sepulang kerja, aku menjumpai cahaya keemasan di ujung barat, yang pecah ke segala arah, menjadikannya terlihat seperti tinta bolpoin yang tumpah di buku tulis dengan sambil berkutat memikirkan bagaimana agar bisa tetap merindukanmu tanpa harus membuatmu repot-repot untuk tau. Dan aku ingin tau apa yang juga kamu temukan di perjalananmu sepulang kerja? Apa masih kau temukan ada aku di hatimu?
Dulu, pernah ada luka yang aku sembunyikan darimu, sengaja tidak aku ceritakan kepadamu karena aku ingin terlihat kuat. Ku kira bukan hanya aku, kamu juga mungkin pernah seperti itu, entah untuk alasan apa, yang jelas kamu juga pasti tidak ingin terlihat seperti wanita lemah di mataku. Namun jika musabab dari luka itu adalah aku, aku minta maaf.
Sepergimu hari itu, aku menjadi pribadi yang tetap tidak bisa jauh-jauh dari tentangmu. Berkutat dengan arsip-arsip lama di dalam galeri ponselku. Mencari-cari kebersamaan kita, memilah potret demi potret untuk aku ingat kembali wangi rambutmu hari itu. Lalu kemudian ku temukan dirimu kini amat sangat jauh, menjadikan waktu kebersamaan kita justru semakin berarti.
Ku kira semua yang pernah menjadi bagian kita sudah pas, indah dan tepat pada tempat dan waktunya. Tidak ada yang ingin aku ubah, termasuk tentang keruntuhan kita, hanya saja saat kadangkala aku masih rindu pada senyumanmu, semoga bisa kamu maklumi. Dan untuk semua yang pernah kita lewati, aku berterima kasih pada dirimu yang sudah mau jadi bagian yang mengubahku jadi sedikit lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar