Danang Putra Arifka's

Blog

Luka

Leave a Comment


Jika, ku taruh luka dalam pelukan seorang wanita yang trauma, maka luka tak ubahnya seperti belenggu yang mengikat erat kedua kakinya.


Jika, ku titipkan luka pada seorang lelaki penyayang, niscaya dengan segera luka menjadi anaknya,  ditimang-timangnya luka itu sambil berharap luka bisa lelap selamanya, dalam pelukannya.


Jika, ku hidangkan luka sebagai es cream warna-warni dengan beraneka ragam toping di atasnya kepada anak kecil, maka akhirnya luka hanya akan menjadi alasan setiap kali air matanya menetes sebab ia merasa dengan luka itu ia mampu mengobati setiap yang tergores.


Tidak setiap insan mengartikan luka adalah sebuah cerita lama yang harus dibuang jauh-jauh segera. Ada juga yang justru menganggap luka adalah Tuhannya, sampai-sampai mencintai luka itu sendiri melebihi yang memberi luka. Parahnya, sampai lupa; bahwa hakikatnya luka tempatnya bukan pada raga melainkan bersemayam dalam ingatan


Sayangnya, Tuhan hanya menganugerahi manusia kemampuan untuk melepas ikatan, tapi tidak untuk melepas ingatan. Padahal cinta dan ingatan itu abadi, yang fana adalah kesombongan kita mengatakan sudah berhenti menyayangi.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar