Maukah Denganku Selamanya?

Selamat dipertemukan denganku, kekasihku. Semoga apa-apa yang kamu semogakan sama dengan apa-apa yang ada dalam isi doaku. Semoga ini adalah perhentian terakhir kita, semoga tidak ada lelah yang berkepanjangan seperti yang sudah-sudah dalam usaha mencari yang 'pas' dari setiap hubungan yang berujung cemas.

Seiringan dengan itu, aku memastikan kamu sudah berada di pelukan lelaki yang tepat. Sebelumnya, aku pun sama denganmu, sudah lelah dalam pengembaraan mencari-cari yang 'cocok' dari setiap hubungan yang berakhir cekcok.

Bukankah saat dua orang lelah dipertemukan mampu bersinergi untuk saling menguatkan? Aku meyakini itu. Bermodal luka-luka yang masih setengah sembuh dari potongan kisah-kisah yang tak pernah utuh, aku ingin kita belajar dari itu. Betapa kamu juga, dengan sekotak hati yang kamu serahkan padaku dalam keadaan masih diperban luka, aku tak ingin menuangkan air cuka di atasnya.

Aku ingin terbiasa denganmu sampai luka dari masing-masing kita sembuh sempurna. Aku ingin kamulah orang yang mampu menghapuskan segenap trauma yang ada, dan aku yakin aku bisa menjadi keajaiban untuk segala sesuatu yang kamu kira tidak mungkin sebelumnya.

Kekasihku, mari buat mungkin segala ketidakmungkinan, bersamaku. Selama api di dada kita masih sama kobarannya, setan pun bisa terbakar, kutub utara mendidih, hujan deras mendadak jadi tempat pemandian air hangat, bikini bottom jadi gurun sahara. Kekasihku, maukah denganku selamanya?